Jumat, 21 Februari 2014

Mengenal Sel Hewan


SEL HEWAN

A.   PENGERTIAN SEL
Penemuan sel pertama kali diawali dengan penemuan mikroskop sederhana yang dikembangkan oleh Antoni van Leeuwenhoek. Mikroskop yang dibuat Leeuwenhoek mengilhami ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1635-1703) yang melakukan pengamatan terhadap suatu obyek biologi. Pada saat itu, ia mengamati irisan penampang melintang gabus batang tumbuhan. Ia melihat bahwa di dalam irisan itu terdapat rongga segi enam yang kosong dan tampak mati. Ia lalu menyebut rongga yang diamati tersebut dengan nama sel, yang berasal dari kata “cellula” yang berarti ‘kamar/ruang’.
Perkembangan pengetahuan tentang sel mulai berkembang pada tahun 1838, setelah dua ahli biologi Jerman yakni Mathias J. Schleiden (ahli botani) dan Theodor Schwann (ahli zoologi) yang membuktikan bahwa sel itu hidup dan bukanlah kamar kosong. Namun, di dalam sel tersebut terdapat sitoplasma yang berisi cairan. Oleh karena itu, muncullah teori terkait sel. Teori ini dinamakan teori sel yang berbunyi bahwa semua makhluk hidup tersusun atas sel. Sel merupakan bagian terkecil makhluk hidup yang memiliki aktivitas kehidupan. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa sel merupakan penyusun dasar tubuh makhluk hidup.
Penelitian tentang sel kemudian dilanjutkan oleh Felix Dujardin. Ia menemukan bahwa sel terdiri atas dinding sel dan isi sel. Isi sel ini meliputi materi yang bersifat hidup dan termasuk bagian terpenting sel hidup. Isi sel tersebut dinamakan protoplasma dengan arti zat pertama yang dibentuk. Sebenarnya, istilah protoplasma sudah diperkenalkan pertama kali tahun 1839 oleh ahli fisiologi J. Purkinye. Protoplasma merupakan bagian sel yang berisi cairan menyerupai agar-agar. Selanjutnya pada tahun 1858 Rudolf Virchow melengkapi teori tentang sel tersebut. Ia menemukan bahwa setiap sel berasal dari sel yang ada sebelumnya (omnis cellula cellula), sehingga muncul teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan pertumbuhan. Tahun 1880 August Weismann memberikan suatu kesimpulan bahwa sel yang ada saat ini dapat ditelusuri asal-usulnya hingga makhluk hidup yang paling awal.
Ada beberapa makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri atas satu sel (uniseluler) seperti amoeba. Meskipun hanya terdiri atas satu sel, makhluk hidup tersebut dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Pada organisme bersel satu juga ditemukan ciri-ciri sebagai makhluk hidup, misalnya makan, tumbuh, dan respons terhadap rangsangan. Selain makhluk hidup bersel satu, terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sel (multiseluler) seperti manusia dan hewan vertebrata lainnya. Masing-masing selnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan. Oleh karena itu seluruh organisme hidup tubuhnya tersusun atas sel, karena sel merupakan unit dasar terkecil dari struktur dan fungsi dalam kehidupan organisme atau makhluk hidup. Sel-sel berkelompok membentuk suatu jaringan, dan kemudian jaringan-jaringan akan menyusun organ. Organ mempunyai beragam bentuk dan fungsi. Organ-organ tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk membentuk suatu sistem. Sistem organ inilah yang akan membentuk organisme baru. Cabang Ilmu Biologi yang secara khusus membahas tentang seluk beluk sel disebut Sitologi.
B.   PERBEDAAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN
Walaupun organisme hidup (baik hewan maupun tumbuhan) tubuhnya tersusun atas sel, oleh karena sel merupakan unit dasar terkecil dari struktur dan fungsi dalam kehidupan organisme atau makhluk hidup, namun tetap saja ada persamaan dan perbedaan yang mendasar diantara sel hewan dan sel tumbuhan baik dari segi struktur maupun fungsinya.
Persamaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah kedua sel memiliki bagian-bagian sel, seperti membran sel, sitoplasma, nukleus, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma (RE), aparatus golgi, lisosom, dan peroksisom. Perbedaan mendasar antara sel tumbuhan dan sel hewan yaitu terletak pada ukuran, bentuk dan komponen organel penyususnnya. Adapun perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan dapat dilihat selengkapnya pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
Mempunyai bentuk yang tetap.
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
Mempunyai dinding sel [cell wall] dari selulosa.
Tidak mempunyai dinding sel [cell wall].
Mempunyai plastida.
Tidak mempunyai plastida.
Mempunyai vakuola [vacuole] atau rongga sel yang besar.
Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau [vesicle].
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
Mempunyai sentrosom [centrosome].
Tidak memiliki lisosom [lysosome].
Memiliki lisosom [lysosome].
Nukleus lebih kecil daripada vakuola.
Nukleus lebih besar daripada vesikel.

Adapun dasar perbedaan di atas yang menempatkan suatu organisme masuk dalam kelompok hewan atau kelompok tumbuhan. Pada bagian selanjutnya dari bab ini, hanya akan diuraikan secara khusus mengenai sel hewan.

C.   STRUKTUR, BENTUK, UKURAN DAN FUNGSI SEL HEWAN
1.    Struktur Sel Hewan
Secara umum sel hewan terdiri atas tiga bagian utama, yaitu selaput plasma atau membran sel, sitoplasma, dan organel-organel sel. Antar bagian-bagian sel tersebut terdapat koordinasi sehingga keseluruhannya secara bersama-sama menyusun sistem yang kompak. Adapun struktur sel hewan dapat dilihat pada gambar 1.1.

Membran sel merupakan pembatas antara bagian dalam sel dengan lingkungan luarnya. Fungsinya antara lain melindungi isi sel, pengatur keluar-masuknya molekul molekul, dan juga reseptor rangsangan dari luar. Bagian khusus membran sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah glikoprotein. Glikoprotein merupakan bagian membran sel yang tersusun atas karbohidrat dan protein. Selain itu, pada membran plasma terdapat glikolipid yang tersusun atas karbohidrat dan lemak. Membran sel tersusun atas molekul yang disebut lipoprotein. Lipoprotein merupakan senyawa kimia yang terdiri atas lemak fosfolipid dan protein. Letak molekul lemak berada di tengah membran. Karena itu, membran ini dinamakan fosfolipid lapis ganda (bilayer fosfolipid).

Di sebelah luar dan sebelah dalam lapisan lemak pada membran sel terdapat dua lapisan protein, yakni protein integral dan protein periferal. Protein membran yang terbenam di antara lapisan lemak disebut protein integral. Sementara, protein yang menempel pada lapisan lemak disebut protein tepi (protein periferal). Pada bagian luar membran plasma terdapat karbohidrat yang melekat pada protein. Di samping itu, karbohidrat juga melekat pada fosfolipid. Fosfolipid merupakan bagian membran plasma yang memiliki kepala dan ekor. Bagian kepala fosfolipid bersifat hidrofi lik atau suka air, sedang kan bagian ekornya bersifat menolak air atau hidrofobik. Membran sel berbentuk tak simetris. Walau demikian, berbagai zat yang masuk dan keluar dari sel dapat terseleksi dengan baik. Zat yang masuk melalui fosfolipid lapis ganda meliputi molekul-molekul hidrofobik. Sementara, zat yang tertolak misalnya ion Na+, K+, dan Cl-. Kemampuan ini dimiliki karena membran sel bersifat selektif permeabel. Struktur membran sel hewan dapat dilihat pada gambar 1.2.
Sitoplasma merupakan cairan yang mengelilingi inti sel dengan membran sel sebagai batas luarnya. Dasar penyusunnya ialah sitosol yang bersifat koloid. Di dalam sitosol terdapat ion sederhana misalnya sodium, fosfat dan klorida, molekul organik seperti asam amino, ATP dan neuklotida, dan tempat penyimpanan bahan. Sitosol dapat berubah dari fase sol (cair) ke fase gel (semi-padat) atau juga sebaliknya. Cairan sitosol yang lebih pekat dan berbatasan dengan membran sel dinamakan ektoplasma. Keberadaan sitoplasma bagi sel amatlah penting. Ini ditunjukkan dengan beragamnya fungsi yang dimiliki, antara lain: tempat penyim panan bahan-bahan kimia yang berguna saat proses metabolisme sel (seperti enzim, protein, dan lemak); tempat berlangsungnya reaksi metabolisme; dan tempat organel-organel untuk bergerak dan bekerja sesuai fungsinya. Adapun penjelasan mengenai organel-organel sel akan jelaskan secara terpisah/khusus.
2.    Ukuran dan Bentuk Sel Hewan
Sel hewan mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi untuk setiap individu. Umumnya ukuran sel adalah mikroskopis (ukurannya kecil). Sebagai contoh pada ovum manusia mempunyai diameter 100 µm, erytrosit 10 µm, bakteri 1 µm, dan virus 0,1 µm dan sel-sel lain berkisar 0,4 µm sampai 10 µm. Telur ayam atau telur burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel adalah vitellusnya.  Sel paling besar adalah sel telur angsa, sedangkan sel terpanjang adalah sel otot dan sel saraf pada mamalia.
Sesuai dengan fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi yang bermacam-macam. Pada umumnya bentuk sel pada tumbuhan adalah segi empat memanjang atau segi enam, misalnya sel-sel epidermis, sel-sel parenkim. Di samping itu pada bagian kayu sel-selnya berbentuk serabut (sklerenkim) dan bulat (kolenkim). Sedangkan bentuk sel pada hewan dan manusia juga bermacam-macam, terutama sel-sel jaringan kulit tepi, dapat dibedakan antara lain: 1) Selapis sel bulat pipih disebut sel squamosa simplek, 2) Sel bulat pipih berlapis disebut squamosa komplek, 3) Sel berbentuk kubus disebut kuboid, 4) Sel berbentuk segi empat disebut kolumner.
Beberapa hewan juga masih memperlihatkan perbedaan bentuk selnya, misalnya bentuk sel pipih seperti lempeng seperti yang ditemukan pada kulit mamalia yang erat kaitannya dalam membentuk jaringan kulit (integumentum) yang bereran melindungi bagian dalam tubuh hewan dan sekaligus sebagai tempat sekresi cairan tubuh hewan. Selain itu, juga ditemukan bentuk sel hewan yang memanjang seperti ada sel-sel otot. Hal ini berhubungan dengan fungsinya sebagai alat gerak aktif. Pada sel saraf juga berbentuk memanjang, hanya saja lebih panjang jika dibandingkan dengan sel otot. Bentuk ini berkaitan dengan fungsi sel saraf sebagai penghantar impuls (rangsangan). Terdapat pula bentuk sel hewan yang khusus (bentuknya tidak beraturan) seperti yang ditemukan pada sel permukaan dalam saluran pencernaan, saluran ginjal, sel makrophag dan sel darah putih. Hal tersebut tentu saja berkaitan dengan peranan/fungsinya masing-masing.


3.    Fungsi Sel Hewan
Sel hewan sebagai unit dasar terkecil penyusun makhluk hidup jika dikaji lebih mendalam hingga unsur/molekul penyusun sel hewan tersebut, maka akan didapatkan peranan sel yang sangat kompleks bagi kehidupan hewan. Adapun peranan sel hewan antara lain:
a.    Sebagai satuan struktural terkecil penyusun tubuh hewan; sebab jaring/organ hewan tersusun dari sel-sel hewan.
b.    Sebagai satuan fungsional/fisiologi hewan terkecil; sebab fungsi-fungsi (seperti aktivitas) hewan merupakan akibat dari aktivitas seluler dari hewan tersebut.
c.    Sebagai satuan pertumbuhan/perkembangan hewan terkecil; sebab tumbuh dan berkembangnya suatu hewan berawal dari pembelahan sel-selnya.
d.    Sebagai faktor herediter (pewarisan sifat) hewan terkecil; sebab dari sel-sel material herediter diterima dari induk-induknya, dipertahankan dari embrio sampai dewasa hingga kelak diturunkan pada keturunannya.
e.    Sebagai satuan regenerasi terkecil; sebab apabila suatu jaringan hewan mengalami kerusakan kemudian diganti atau diperbaiki, maka sel-sel itulah yang memegang peranan utama didalam mencapai tujuan tersebut.
D.   ORGANEL – ORGANEL SEL HEWAN
Sel merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup, namun dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang sel (sitologi) ternyata diketahui bahwa sel masih memiliki bagian-bagian lebih kecil lagi yang menyusunnya, dimana pada bagian tersebutlah terjadi segala aktivitas sel. Bagian sel tersebut dinamakan organela/organel sel. Jenis organela-organela tersebut bermacam-macam dan masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda. Adapun bagian-bagian dari organel sel hewan dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Nukleus
Nukleus atau inti sel merupakan organel sel yang umumnya berbentuk oval dan terbesar jika dibanding organel sel lainnya, dimana berperan penting dalam mengontrol segala aktivitas sel dan sekaligus berfungsi dalam pewarisan sifat (hereditas). Diameter nukleus berkisar antara 10 sampai 20 µm. Bagian- bagian yang melapisi nukleus meliputi membran inti, nukleoplasma, dan nukleolus (anak inti). Gambar struktur dari nukleus/inti sel dapat dilihat pada gambr 1.3 disamping.
Membran inti atau karioteka merupakan lapisan pembungkus inti sel. Pada permukaannya terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat keluar-masuknya molekul dari sitoplasma ke nukleoplasma. Membran inti ini berhubungan deng an membran sel melalui organel yang disebut retikulum endoplasma. Di dalam nukleus terdapat cairan yang dinamakan nukleoplasma. Cairan nukleoplasma tersusun dari air, asam inti, protein, dan enzim. Sifat cairannya adalah gel. Pada nukleoplasma bisa ditemui benang kromatin.
Saat sel mengalami pembelahan, benang kromatin ini akan mengalami penebalan sehingga membentuk kromosom. Kromosom merupakan zat yang berisi materi genetik. Nukleoplasma menyelubungi bagian penting sel yang disebut nukleolus (anak inti).  Nukleus mengatur sintesis protein dalam sitoplasma dengan mengirimkan pesan genetik dalam bentuk ribonucleic acid (RNA). RNA ini disebut messenger RNA (mRNA). Pembentukan mRNA terjadi di nukleus berdasarkan instruksi yang diberikan deoxyribonucleic acid (DNA). Setelah itu, mRNA membawa pesan genetik ke sitoplasma melalui pori membran inti untuk diterjemahkan di ribosom menjadi protein. Protein ini akan digunakan untuk menggantikan protein yang hilang, membentuk enzim, atau mengirimkan sinyal pada bagian sel yang lain.
Di dalam sel, nukleus memiliki peran penting, antara lain: sebagai pewarisan sifat; menjadi pusat kontrol sel; pembawa perintah sintesis protein dalam inti DNA; memperbaiki sel yang rusak dalam nukleolus; memengaruhi produksi ribosom dan RNA; dan berperan dalam pembelahan sel.
2.    Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma, sering disingkat RE merupakan sebuah sistem membran yang berlipat-lipat. Dilihat secara tiga dimensi, sistem membran pada retikulum endoplasma bersatu dengan membran sel dan membran inti. Retikulum endoplasma ada yang tampak kasar (RE kasar) atau RE granular dan ada pula yang tampak halus (RE halus) atau RE agranular. Pada permukaan membran RE kasar terdapat ribosom yang menempel.
RE kasar berperan dalam pembentukan membran dan protein. Adapun RE halus berperan dalam pembentukan lemak, menetralisir racun, dan penyimpanan kalsium yang berguna pada kontraksi sel otot.
3.    Ribosom
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil dengan garis tengah lebih kurang 20 nm, berbentuk bulat, dan tersuspensi dalam sitoplasma. Ribosom mengandung RNA dan protein dengan perbandingan yang sama. Ribosom berfungsi sebagai tempat pembuatan protein. Ribosom dapat terikat pada membran retikulum endoplasma atau terdapat bebas dalam matriks sitoplasma. Umumnya, ribosom yang menempel pada RE berfungsi mensintesis protein untuk dibawa keluar sel melalui RE dan golgi kompleks. Sedangkan, ribosom yang terdapat dalam sitoplasma, mensintesis protein untuk keperluan dalam sel. Dalam sel terdapat kelompok yang terdiri atas lima atau enam ribosom yang disebut polisom yang merupakan unit fungsional yang efektif dalam sintesis protein.
4.    Mitokondria
Mitokondria adalah organel berbentuk lonjong yang berada di sitoplasma. Mitokondria memiliki dua lapis membran yang terpisah dengan membran inti, membran sel, dan RE. Membran bagian dalam membentuk lipatan-lipatan. Struktur ini disebut krista. Pada krista, terdapat berbagai enzim yang berperan dalam respirasi aerobik. Mitokondria berperan dalam proses respirasi aerobik. Banyaknya jumlah mitokondria dalam sel, bergantung pada seberapa aktif sel-sel tersebut. Misalnya, pada sel otot, memiliki mitokondria lebih banyak dibandingkan sel yang pasif. Semakin banyak mitokondria, semakin tinggi frekuensi proses respirasi.
5.    Badan Golgi atau Aparatus Golgi
Badan Golgi disebut juga aparatus Golgi. Badan Golgi berbentuk seperti kantung yang pipih, dibatasi oleh membran. Beberapa badan Golgi sering terlihat berdekatan dan membentuk kantung-kantung yang bertumpuk. Badan Golgi diduga sebagai salah satu bentuk dari sistem membran pada RE. Badan Golgi kadang terlihat berada berdekatan dengan RE. Fungsi badan Golgi terutama dalam pengolahan protein yang baru disintesis. Badan Golgi memotong protein berukuran besar yang dihasilkan ribosom menjadi protein-protein berukuran kecil seperti hormon dan neurotransmiter (bahan penerus informasi pada sistem saraf). Badan Golgi juga berfungsi menambahkan molekul glukosa ketika proses sintesis glikoprotein. Pada sel-sel kelenjar, jumlah badan Golgi lebih melimpah dibandingkan sel-sel lain. Hal ini berhubungan dengan pembentukan sekresi mukus berupa mukopolisakarida yang melibatkan badan Golgi.
6.    Lisosom
Lisosom adalah organel yang hanya ditemukan pada sel-sel hewan. Lisosom berbentuk kantung yang dibatasi oleh membran. Di dalam lisosom terdapat enzim yang berperan dalam dekomposisi atau penguraian sebagian besar sel. Lisosom digunakan oleh sel untuk mencerna molekul-molekul besar. Pada makhluk hidup satu sel, seperti Amoeba, vakuola makanan bersama lisosom bersatu. Kemudian, enzim yang terdapat dalam lisosom mencerna makanan tersebut. Pada saat sel mati, membran yang menutupi kantung lisosom akan terdegradasi sehingga enzimnya akan keluar dan menguraikan bagian-bagian sel. Oleh karena itu, lisosom juga sering disebut sebagai “kantung bunuh diri” (suicide pack).
7.    Sentriol
Sentriol memiliki struktur dasar yang sama seperti tubuh dasar sili, yakni berbentuk silinder. Sentriol ini tersusun atas mikrotubulus seperti jala. Hanya sel hewan saja yang memilikinya. Di dalam sel, sentriol memiliki jumlah sepasang yang disebut sentrosom. Saat terjadi pembelahan sel, sentriol membentuk benang gelondong atau benang spindel. Kedua ujung benang ini mempunyai tempat pelekatan yang berbeda. Ujung yang satu melekat pada sentriol, sedangkan ujung yang lain melekat pada kromosom. Sentriol berupa kumpulan mikrotubulus strukturnya berbentuk bintang yang berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara mitosis atau meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Sentriol mulai terlihat pada tahap profase (salah satu tahap pada pembelahan sel). Sentriol bergerak ke arah kutub-kutub yang berlawanan, kemudian dua anak sel akan terbentuk. Sentriol berperan penting pada proses pembelahan sel baik pada tahap meiosis dan mitosis.
8.    Mikrotubulus
Mikrotubulus terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan, berbentuk silinder atau tabung dan tidak bercabang-cabang. Panjangnya mencapai beberapa mikrometer dengan diameter luar ± 25 μm dan diameter dalam 12 μm. Mikrotubulus tersusun atas molekul-molekul protein tubulin yang terangkai dalam susunan heliks (terpilin) membentuk dinding silinder berongga. Organel ini bersifat kaku, dan berperan sebagai kerangka sel (sito skeleton) yang mampu memelihara bentuk sel agar tetap. Fungsi mikrotubulus yang lain adalah membantu transportasi zat, merupakan komponen utama penyusun silia, flagel, sentriol serta benang-benang spindel selama berlangsungnya pembelahan sel.

9.    Mikrofilamen
Mikrofilamen merupakan benang-benang halus dengan diameter berkisar antara 5-7 μm. Benang-benang ini tersusun atas protein aktin dan protein myosin dalam jumlah kecil. Mikrofilamen mempunyai peran sebagai rangka sel (sito skeleton) dan berperan dalam proses endositosis dan eksositosis. Selain itu, mikrofilamen memiliki peranan penting pada kontraksi otot.
E.    UNIT STRUKTURAL PENYUSUN TUBUH HEWAN
Jika disayat setipis mungkin bagian otot rangka yang terdapat pada hewan kemudian diamati dibawah mikroskop, maka dapat dilihat tampak bentuk sel hewan itu kaku dan seperti benda mati. Akan tetapi ternyata jika diselidiki lebih lanjut, di dalam sel terjadi segala proses kegiatan, bahkan sebenarnya segala kegiatan kita sehari-hari itu terjadi pada tingkat sel. Hal ini dapat digambarkan dengan kegiatan kita sehari-hari, misalnya ketika kita melakukan aktivitas membaca buku. Sel-sel apa sajakah yang bekerja saat kita melakukan aktivitas itu? Sel-sel tubuh yang bekerja antara lain sel otot. Dengan adanya sel otot, maka tangan kita bisa memegang buku. Selain itu, sel batang dan kerucut mata juga bekerja menerima bayangan tulisan atau gambar. Setelah itu, sel otak akan menerjemahkan sehingga menghasilkan suatu pengertian. Contoh telah diuraikan tersebut secara umum juga berlaku pada aktivitas yang dilakukan pada hewan, dimana terdapat kerjasama sel-sel hewan untuk melakukan aktivitasnya.
Berdasarkan gambaran tersebut dapat kita ketahui bahwa sel hewan itu hidup dan saling bekerja sama satu dengan yang lain untuk melakukan fungsi hidup. “Fakta tersebut menunjukkan bahwa tubuh manusia tersusun atas kumpulan sel-sel”. Sel-sel berkelompok membentuk suatu jaringan, dan kemudian jaringanjaringan akan menyusun organ. Organ mempunyai beragam bentuk dan fungsi. Organ-organ tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk membentuk suatu sistem organ. Sistem organ inilah yang akan membentuk organisme baru. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara struktural sel hewan merupakan tingkatan terendah penyusun tubuh suatu hewan. Agar lebih jelas organisasi unit struktural penyusun tubuh hewan dapat diurutkan seperti pada gambar 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar